Selasa, 25 Desember 2012
Contoh kasus food scurity
|
1. Tiga Rekomendasi OECD Untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan
a. Seberapa besar dampak dari kasus
berikut?
Menurut
OECD, proteksi terhadap impor akan menghambat daya saing sektor pertanian,
membatasi pertumbuhan produktivitas pertanian dan meningkatkan biaya pangan
untuk konsumen miskin, termasuk mayoritas petani yang merupakan pembeli neto
(net buyer) bahan pangan pokok.
Kebijakan non tarif yang lebih
terbuka akan mendorong perdagangan dan memungkinkan konsumen Indonesia
mengakses pangan di pasar internasional dengan baik.
b. Faktor penyebab dari kasus
tersebut?
Ketidak
fokusannya Indonesia dalam menyikapi swasembada pangan pada komoditas yang
memiliki daya saing dan keunggulan komparatif sehingga tidak dapat bersaing di
pasar global ketika hendak diekspor. Jadi, untuk komoditas yang belum berdaya
saing jika dipaksakan untuk swasembada, maka pemerintah harus mengeluarkan
biaya besar untuk mencapai target swasembada komoditas tersebut.
Indonesia
bisa melakukan impor pangan yang tidak dapat diproduksi sendiri tetapi
pemerintah harus memiliki kebijakan food security (keamanan pangan) dan harus
mempertimbangkan pendapatan masyarakat.
c. Upaya yang bisa dilakukan untuk
mengatasi/mencegah kasus tersebut.
Untuk
mengurangi konsumsi beras, maka dapat dilakukan melalui kebijakan diversifikasi
pangan. Organization For Economic Cooperation and Development (OECD) memberikan
tiga rekomendasi terkait peningkatan ketahanan pangan. Rekomendasi tersebut
antara lain :
1.
memfasilitasi penanaman modal pertanian yang lebih
tinggi
2.
membuka lebih luas pasar produk pertanian dalam
perdagangan internasional
3.
mereformasi skema subsidi input dan bantuan pangan
serta mulai meninggalkan tujuan swasembada pangan.
2.
BUMN Dinilai Belum Serius Berperan dalam
Ketahanan Pangan
a. Seberapa besar dampak dari kasus
berikut?
Anggota
Komisi IV DPR RI menilai permintaan SBY agar BUMN melakukan hal yang nyata dan
lebih besar dalam mendukung ketahanan pangan di tanah air tersebut menunjukkan
peran BUMN selama ini dalam mendukung ketahanan pangan belum maksimal. Banyak
program serta kebijakan selama ini yang diperuntukan untuk BUMN di sektor
pangan, namun realisasinya jauh dari memuaskan dan berujung pada terbuangnya anggaran.
b. Faktor penyebab dari kasus
tersebut?
Selama ini
terdapat beberapa BUMN yang bergerak di bidang pangan seperti PT Pertani, PT
Sang Hyang Seri, Perum Bulog, PT Berdikari dan PT Pupuk Indonesia. Namun
perannya tidak berjalan maksimal akibat salah tata kelola dan lemah dalam
penerapan Good Corporate Governance.
c. Upaya yang bisa dilakukan untuk
mengatasi/mencegah kasus tersebut.
1.
Kementerian BUMN harus segera merumuskan grand
strategi demi mendukung ketahanan pangan.
2.
Kementerian BUMN harus mengawal dengan serius komitmen
BUMN ini dengan tetap melibatkan petani sebagai pelaku utamanya.
3.
Merealisasikan dan mengoptimalkan kinerja agar
memperoleh hasil yang memuaskan dalam menyikapi tugasnya di bidang ketahanan
pangan
4.
Menekan biaya sekecil mungkin agar tidak lagi
berdampak pada terbuangnya anggaran dan
meningkatkan hasil yang lebih baik lagi.
5.
Melakukan perekrutan ulang dengan memberikan
persyaratan mutu kinerja yang dapat dipertanggung jawabkan demi mencapai
ketahanan pangan.
3.
Waspadai Hambatan Distribusi Pangan
a. Seberapa besar dampak dari kasus
berikut?
Beberapa komoditas pangan yang
menjadi perhatian utama adalah beras, kacang tanah, cabe merah, bawang merah,
minyak goreng, gula pasir, daging sapi, daging ayam dan telor ayam.
Menurut Menteri Pertanian, meskipun
ketersediaan pangan secara umum dapat dikatakan aman, namun semua pihak tetap
perlu waspada dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya berbagai kondisi yang
dapat menyebabkan kegagalan penyediaan dan lonjakan harga pangan. Potensi
masalah yang mungkin terjadi yang perlu diantisipasi dan dapat memicu kenaikan
harga pangan adalah meningkatnya kebutuhan pangan di atas perkiraan. Adanya
ekspektasi dan perilaku pedagang yang cenderung meningkatkan harga walau pasokan normal.
b. Faktor penyebab dari kasus
tersebut?
Terhambatnya penyaluran produksi
pangan karena faktor cuaca. Kurangnya pasokan BBM di beberapa daerah yang dapat
mengganggu distribusi pangan. Hambatan dalam distribusi pangan akibat perbaikan
jalan dan pasar tumpah. Berbagai pungutan tidak resmi pada transportasi
barang selama proses distribusi. Serta kemungkinan meningkatnya masalah
keamanan dalam distribusi pangan meliputi penimbuan, pencurian dan pengoplosan.
c. Upaya yang bisa dilakukan untuk
mengatasi/mencegah kasus tersebut.
1.
Pemerintah akan memastikan pasokan pangan dari
produsen dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, dan mengikuti pergerakan
harga-harga pangan.
2.
Pemerintah daerah diminta untuk mengamankan produksi,
pasokan, kelancaran distribusi, dan menjaga gejolak harga yang tidak
wajar.
3.
Para asosiasi di berbagai komoditas, baik yang
bergerak dalam pengadaan dan perdagangan pangan, diimbau agar dapat mengajak
para anggotanya untuk ikut mengamankan ketersediaan dan distribusi pangan.
4.
Para pelaku usaha juga diminta untuk memberikan
ketenangan pada masyarakat dengan menyediakan pasokan yang cukup, lebih sigap,
serta tidak mengambil keuntungan yang tidak wajar.
5.
Media juga diimbau memberikan informasi yang positif,
obyektif, akurat dan jujur sehingga dapat memberikan ketenangan kepada
masyarakat.
Sumber :
Waspadai
Hambatan Distribusi Pangan, 25 Juli 2011
Langganan:
Postingan (Atom)